Lobito, Musikus Suku Inca yang Beristri
Wanita Batu
Setiap Konser, Jual CD dan
Pernik-Pernik Indian
Indian salah satu suku terpopuler di
dunia. Banyak orang mengenalnya dari film-film produksi Hollywood.
Lobito, salah seorang suku Inca Indian, kini tengah berada di Malang
untuk mengenalkan musiknya. Tak banyak yang tahu bahwa Lobito beristri
wanita asal Kota Batu.
“Dia, seperti orang Indian lainnya, berwatak keras dan cenderung blak-blakan,”kata Puri, istri Lobito
Malam itu, pria yang memiliki nama asli
Flores Juarez Wilberck tersebut menggelar konser kecil-kecilan di salah
satu sudut Malang Town Square (Matos). Tidak ada panggung. Konser itu
hanya memanfaatkan karpet yang digelar di atas lantai mal.
Peralatan yang digunakan juga cukup
minimalis. Hanya ada dua sound system dan satu mixer.
Meski begitu, konser serba minimalis itu mampu menarik minat para
pengunjung yang kebetulan melintas.
Pria yang akrab disapa Lobito itu memang
menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Dari pakaian dan aksesori yang
dikenakan, orang bisa menebak bahwa Lobito berasal dari suku Indian.
Kala itu, dia memakai baju kulit warna cokelat serta aksesori khas
Indian seperti kalung dari tulang dan hiasan kepala dari bulu elang.
Persis seperti tokoh-tokoh Indian dalam film Indiana Jones
maupun Pocahontas.
Lobito tidak sendirian. Dia ditemani
seorang wanita berwajah khas Indonesia. Wanita itu tak lain istrinya,
Puri Budi Widhayanti. Puri yang merupakan warga Kota Batu dinikahi
Lobito pada Mei 2009. Dalam konser itu, Lobito bertindak sebagai pemain
musik sekaligus vokalis. Sementara Puri menjadi vokalis.
Karena berasal dari Indian, musik yang
ditawarkan Lobito tentu saja berasal dari sana meskipun ada sentuhan
musik-musik modern. Boleh dibilang, musik Lobito ini menawarkan sesuatu
yang baru untuk ukuran telinga orang Indonesia.
Dengan alat-alat musik macam samponya,
flute, dan bell ring, Lobito dan istrinya menyajikan
musik etnik Indian. Ada yang bilang musik Lobito memiliki aroma magis
atau mistis. Namun, yang jelas, musiknya syahdu dan menenteramkan hati.
Siapakah Lobito sebenarnya? Mengapa dia
memilih wanita Indonesia sebagai istri? Lobito lahir di Kota Animase
Potosi, Bolivia, 20 Oktober 1972 silam. Bolivia, bersama Ekuador dan
Peru merupakan negara yang didominasi suku Indian.
Lobito menghabiskan masa kecilnya di
Bolivia. Namun, pada usia 18 tahun, dia memutuskan hijrah ke Hungaria
(Eropa Timur). ”Musik yang membawa saya ke sana (Hungaria),” ujar Lobito
dengan bahasa Inggris yang masih terbata-bata. Sejak kecil, Lobito
memang bercita-cita menjadi musikus.
Di Hungaria, Lobito juga merekam
karya-karya musiknya. Agar musiknya lebih dikenal, Lobito ”ngamen” dari
satu negara ke negara yang lain, khususnya di Eropa dan Asia.
Suatu ketika, saat mengikuti festival
musik internasional di Taipei pada 2006 silam, Lobito bertemu Puri,
wanita yang kini jadi istrinya. Seperti Lobito, Puri yang kala itu masih
tercatat sebagai mahasiswa jurusan seni musik Institut Kesenian Jakarta
(IKJ) merupakan wakil Indonesia dalam festival musik tahunan itu. Saat
jumpa pertama, Lobito mengaku sudah tertarik kepada Puri. Ketertarikan
itu lebih pada faktor musik.
”Saya sudah sering lihat band-band
instrumental dari Indonesia. Tapi baru kali ini saya lihat penyanyi dari
Indonesia,” tutur Lobito soal Puri kala itu. Dia mengaku kagum akan
kualitas suara Puri.
Setelah bertemu beberapa kali atau
kontak melalui telepon, akhirnya Mei 2009, keduanya memutuskan menikah
di Batu. Sebelum menikahi Puri, Lobito yang awalnya seorang atheis (tidak
punya agama) memutuskan memeluk agama yang dianut istrinya, yakni
Islam. ”Saya sangat respek kepada agama ini (Islam),” ujarnya.
Meski tidak ada kendala dari sisi agama,
perbedaan budaya antara Lobito dan Puri juga sempat menjadi ganjalan.
Menurut Puri, budaya Indonesia dan Indian berbeda jauh. “Dia, seperti
orang Indian lainnya, berwatak keras dan cenderung blak-blakan,”
ungkapnya. Namun, lambat laun, Puri semakin terbiasa dengan watak,
karakter, dan budaya suaminya.
Puri mengaku dia dan Lobito tidak selalu
bertemu tiap hari mengingat Lobito memang berkeliling dari satu negara
ke negara lain. Apalagi, Lobito punya tempat tinggal di Hungaria dan
Bolivia. ”Tapi untuk enam bulan ke depan, ia akan tinggal di Batu,”
tuturnya.
Dalam waktu enam bulan itu, Lobito punya
misi untuk memperkenalkan musiknya di Malang, bahkan kota lain di
Indonesia. Rencananya, akhir pekan ini Lobito akan menyambangi Surabaya.
Dari setiap konser, Lobito juga menjual CD karyanya yang mencapai empat
album. Selain itu, berbagai pernak khas Indian dijual dalam tiap
konser. ”Sejauh ini, respons masyarakat cukup bagus,” katanya.
Tujuan Lobito untuk singgah di Batu
selama enam bulan ke depan juga didasari keinginannya untuk lebih dekat
dengan putra sulungnya, Ollantay Rodrigo, yang baru berusia 5 bulan.
Bahkan, Puri kini juga tengah mengandung dua bulan.
Puri mengatakan, Lobito belum bisa
memastikan apakah akan menetap seterusnya di Indonesia. Yang jelas, sang
suami punya keinginan untuk memboyong keluarganya ke Bolivia pada 2012
mendatang. ”Suami saya termasuk orang yang percaya dengan ramalan kiamat
12-12-2012 suku Maya,” ujarnya, lalu tersenyum. (indramufarendra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar