‘Kekurangan Omega-3 dapat mengganggu transmisi impuls syaraf di otak, terutama pada bagian yang mengatur tentang perilaku emosional, yang menjelaskan mengenai mekanisme munculnya depresi.’
Anda pernah mengalami depresi ? Tentu saja, dari skala ringan hingga berat. Menurut Wikipedia, depresi kita kenal sebagai salah satu bentuk perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, hingga gangguan pola tidur. Depresi sendiri diwujudkan oleh sang penderita dalam bentuk yang berbeda-beda. Kehilangan kepercayaan diri hingga keinginan untuk bunuh diri pada level akut.
Penyebab dari depresi sendiri disebut-sebut berasal dari tiga faktor, yaitu faktor biologis, psikologis dan sosio-lingkungan. Dari ketiga faktor tersebut, faktor biologis adalah kunci dari terbentuknya gejala depresi pada diri seseorang. Kebiasaan konsumsi makanan dan pola hidup merupakan satu dari sekian faktor biologis.
Tahukah anda ?
Bahwa kekurangan Omega-3 ternyata dapat mengganggu transmisi impuls syaraf di otak, terutama pada bagian yang mengatur tentang perilaku emosional, yang menjelaskan mengenai mekanisme munculnya depresi.
Omega-3 adalah asam lemak (molekul yang terbentuk dari rantai karbon dan hidrogen) yang diperlukan untuk pembentukan membran sel dan beberapa metabolisme biokimia tubuh. Dalam bahasa sederhana, Omega-3 bermanfaat sebagai salah satu substansi pertahanan tubuh akan stres.
Manusia tidak dapat mensintesis secara alami Omega-3 sehingga tubuh memerlukannya melalui konsumsi nutritif. Omega-3 ditemukan dengan mudah pada beberapa bahan makanan seperti ikan-ikan laut (salmon, sardin, makarel) dan tanaman kacang-kacangan.
Berlawanan dengan Omega-3, Omega-6 yang memiliki bentuk senyawa mirip dengan sepupunya itu, merupakan inhibitor atau penghambat dari Omega-3. Omega-6 diperlukan untuk mengatur jumlah Omega-3 yang ada di dalam tubuh. Omega-6 banyak ditemukan di sebagian besar minyak nabati, termasuk minyak goreng.
Akan tetapi, kebiasaan konsumsi masyarakat di negara berkembang telah berevolusi sedemikian rupa menuju kepada pemiskinan konsumsi akan Omega-3, dan lebih banyak konsumsi Omega-6. Dan, kelebihan Omega-6 dalam tubuh akan menghambat kemampuan tubuh dalam memanfaatkan Omega-3 yang dikonsumsi.
Tahun 2011, dengan mengambil contoh populasi masyarakat Perancis, rasio antara Omega-6 dan Omega-3 berada pada angka 12 dimana batas wajar yang dianjurkan adalah 5.
Oleh karena itu, untuk menghindari mudahnya pribadi mengalami depresi, pengaturan gizi dan konsumsi Omega-3 dan Omega-6 secara seimbang adalah salah satu cara yang patut ditempuh.
Untuk informasi lebih lanjut :
Nutritional omega-3 deficiency abolishes endocannabinoid-mediated neuronal functions, Nature Neuroscience, Vol. 14, p.345-350.
Anda pernah mengalami depresi ? Tentu saja, dari skala ringan hingga berat. Menurut Wikipedia, depresi kita kenal sebagai salah satu bentuk perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, hingga gangguan pola tidur. Depresi sendiri diwujudkan oleh sang penderita dalam bentuk yang berbeda-beda. Kehilangan kepercayaan diri hingga keinginan untuk bunuh diri pada level akut.
Penyebab dari depresi sendiri disebut-sebut berasal dari tiga faktor, yaitu faktor biologis, psikologis dan sosio-lingkungan. Dari ketiga faktor tersebut, faktor biologis adalah kunci dari terbentuknya gejala depresi pada diri seseorang. Kebiasaan konsumsi makanan dan pola hidup merupakan satu dari sekian faktor biologis.
Tahukah anda ?
Bahwa kekurangan Omega-3 ternyata dapat mengganggu transmisi impuls syaraf di otak, terutama pada bagian yang mengatur tentang perilaku emosional, yang menjelaskan mengenai mekanisme munculnya depresi.
Omega-3 adalah asam lemak (molekul yang terbentuk dari rantai karbon dan hidrogen) yang diperlukan untuk pembentukan membran sel dan beberapa metabolisme biokimia tubuh. Dalam bahasa sederhana, Omega-3 bermanfaat sebagai salah satu substansi pertahanan tubuh akan stres.
Manusia tidak dapat mensintesis secara alami Omega-3 sehingga tubuh memerlukannya melalui konsumsi nutritif. Omega-3 ditemukan dengan mudah pada beberapa bahan makanan seperti ikan-ikan laut (salmon, sardin, makarel) dan tanaman kacang-kacangan.
Berlawanan dengan Omega-3, Omega-6 yang memiliki bentuk senyawa mirip dengan sepupunya itu, merupakan inhibitor atau penghambat dari Omega-3. Omega-6 diperlukan untuk mengatur jumlah Omega-3 yang ada di dalam tubuh. Omega-6 banyak ditemukan di sebagian besar minyak nabati, termasuk minyak goreng.
Akan tetapi, kebiasaan konsumsi masyarakat di negara berkembang telah berevolusi sedemikian rupa menuju kepada pemiskinan konsumsi akan Omega-3, dan lebih banyak konsumsi Omega-6. Dan, kelebihan Omega-6 dalam tubuh akan menghambat kemampuan tubuh dalam memanfaatkan Omega-3 yang dikonsumsi.
Tahun 2011, dengan mengambil contoh populasi masyarakat Perancis, rasio antara Omega-6 dan Omega-3 berada pada angka 12 dimana batas wajar yang dianjurkan adalah 5.
Oleh karena itu, untuk menghindari mudahnya pribadi mengalami depresi, pengaturan gizi dan konsumsi Omega-3 dan Omega-6 secara seimbang adalah salah satu cara yang patut ditempuh.
Untuk informasi lebih lanjut :
Nutritional omega-3 deficiency abolishes endocannabinoid-mediated neuronal functions, Nature Neuroscience, Vol. 14, p.345-350.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar