expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Berbagi Informasi Sharing,Curhat(FIK,Universitas Negeri Malang IK 2010 )

Anda pengunjung blog nomer

jadi yg pertama diantara teman temanmu

Minggu, 15 April 2012

DASAR ILMIAH PEMASTERAN PADA BURUNG BERKICAU


Menurut Gregory Ball dan Stewart Hulse peneliti dari Hopkins Psychology, ada hubungan parallel yang menarik antara komunikasi vocal pada bunyi suara burung dan ucapan/bahasa pada manusia. Di Januari 1998, kedua ilmuwan tersebut mempublikasikan temuan mereka di forum American Psychologist. Berikut adalah intisari dari temuan mereka dan semoga kita bisa lebih menghargai dan menikmati bunyi suara burung.

A = AUDITOR MEMORY
Lagu/bunyi suara burung lebih merupakan sesuatu yang dipelajari oleh burung. Semenjak masih dalam di dalam sarang, burung yang masih muda (umumnya yang berkelamin jantan) akan mendengarkan vokalisasi yang dilantunkan oleh induk jantannya dan juga indukan jantan dari species lain serta berbagai suara yang ada disekitarnya, yang kemudian merekam suara tersebut kedalam auditory memory nya. Tahap ini merupakan fase yang sangat kritis bagi beberapa species dalam melantunkan “lagu” nya dikemudian hari. Ini bisa dibuktikan bahwa burung yang dibesarkan dalam kondisi terisolasi dari indukan mereka akan melantunkan “lagu” yang tidak normal atau tidak menyerupai indukan mereka di alam liar. Contoh dalam hal ini adalah “burung Pleci isian” yang melantunkan lagu Blackthroat atau jenis suara burung lainnya.

B = BABBLING
Pada saat jantan mencapai usia puber mereka akan mulai melantunkan kemampuan vocal mereka yang tentu saja masih dengan suara yang halus, dan tidak teratur (kita mengenalnya dengan istilah ngeriwik). Tahapan berikutnya, lagu yang dilantunkan menjadi lebih keras, lebih jelas dan akhirnya mengkristal sehingga sesuai dengan auditory memory yang terbentuk beberapa bulan sebelumnya.

C = COUTSHIP
Banyak burung jantan yang mengandalkan kemampuan mereka dalam melantunkan lagu untuk mencari pasangan dan bersaing dengan jantan yang lain dalam memperebutkan daerah kekuasaan. Apa yang membuat beberapa burung jantan memiliki suara yang lebih menarik dibanding rekan mereka lainnya? Penelitian menunjukkan bahwa hal ini ditentukan oleh ukuran burung tersebut. Dalam percobaan yang menggunakan Mockingbirds dan Red-winged blackbirds, betina lebih tertarik dengan jantan yang mempunyai suara yang lebih keras dan lebih variatif.

D = DIALECTS
Sama seperti manusia, burung juga mempunyai dialek yang bisa membedakan asal daerah mereka. Di California, peneliti yang sudah terlatih bisa membedakan suara White-Crowned Sparrow yang hidup di daerah Berkeley, Sunset Beach dan Marin County. Walaupun semua burung tersebut melantunkan lagu yang hanya dimiliki oleh White-Crowned Sparrow, tapi akhir phrase lagunya berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain.

E = ENVIRONMENT
Interaksi sosial bisa berefek pada pembentukan lagu yang dilantunkan burung. Pada masa Auditory Memory, ada beberapa spesies burung yang merekam suara lebih banyak daripada apa yang akan menjadi “lagu”nya dikemudian hari. Pertanyaannya adalah, suara/lagu mana yang akan tetap bertahan dan mana yang akan hilang? Berdasarkan penelitian, suara/lagu yang bertahan adalah yang lebih mirip dengan lagu ke dua indukannya atau speciesnya. Sedangkan yang berbeda tidak akan bertahan.


F = FEEDBACK
Walaupun sudah mencapai usia dewasa, beberapa jenis burung tetap perlu mendengar lagu-lagu yang pernah dipelajarinya. Baik lagu-lagu yang berasal dari speciesnya sendiri maupun dari species lain, supaya apa yang sudah terekam didalam Auditory Memoriy tidak hilang.

G = GENDER DIFFERENCES
Walaupun berat otak antara burung jantan dan betina adalah sama, tapi ada perbedaan yang besar dalam struktur sirkuit otak . Penelitian yang dilakukan pada Zebra finch menunjukkan bahwa jantan Zebra finch jantan mempunyai nucleus (High Vocal Center) yang 7 kali lebih besar dibanding betina. Ini salah satu alasan kenapa burung jantan suaranya lebih keras dan lebih variatif.

H = HIGH VOCAL CENTER
Bagian dari otak tersebut adalah kunci dari pembelajaran dan melantunkan lagu. Jika bagian ini mengalami degradasi, maka akan menimbulkan masalah dalam melantunkan lagu di kemudian hari. Sering kita mengatakan burung “pintar” atau gampang di master karena ternyata burung tersebut memiliki HVC yang lebih besar.

I = IDENTIFICATION
Kita bisa mengenali suara seseorang tanpa melihat orangnya. Ini sering terjadi pada percakapan via telepon. Begitu juga dengan burung. Walaupun terdengar sama di kuping kita, tetapi tidak ada suara burung yang persis sama. Burung Jalak bisa dengan mudah membedakan suara pasangannya dari suara jalak yang lain.

J, K L = LINGUIST NOAM CHOMSKY
Burung yang dibesarkan dalam kondisi terisolasi, setelah dewasa akan melantunkan lagu yang “tidak normal” walaupun lagu yang dihasilkan dari suasana terisolasi ini masih memiliki lagu tipikal speciesnya, seperti jumlah not per lagu, dll.

O = ORNITHOLOGISTS
Yang pertama sekali mengidentifkasi variasi pada suara/lagu burung adalah mereka yang langsung melakukan penelitian dilapangan. Di awal abad ini, ornithologist menggunakan data musical untuk mengidentifikasi suara burung yang mereka dengar. Data yang lebih objective di dapat setelah adanya penemuan tape recorder dan kemudian berkembang menjadi Sonograph, yang menghasilkan suara spectrograph yang merupakan perwakilan dari sinyal akustik yang lebih kompleks.

P = PERFECT PITCH
Berbahagialah kita sebagai manusia yang bisa dengan jelas menbedakan antara B dengan D, M – N, C – G yang di kenal dengan istilah pitch. Dalam dunia burung, pitch digunakan untuk mengklasifikasi jenis suara. Percobaan yang dilakukan pada burung jalak menunjukkan bahwa burung juga menggunakan pitch yang hampir sama dengan strategi “lebih rendah” atau “lebih tinggi”.

Q = QUICK LEARNER
Sebenarnya burung tidak memerlukan waktu yang lama untuk merekam suara/lagu yang akan dilantunkan di kemudian hari. Piyik burung gereja hanya perlu mendengar sekitar 30 kali pengulangan sebuah lagu dalam sehari untuk dijadikan memori. Sementara Nightingale lebih cepat lagi, yang hanya memerlukan 10 – 20 kali pengulangan.

R = RECOGNITION
Dalam suasana yang sangat berisik sekalipun burung bisa saling berkomunikasi dengan baik satu dengan yang lain. Di alam liar, semua suara yang berisik seperti debur ombak, suara angin, dll, yang mendistorsi suara burung bisa ditoleransi dengan baik. Yang menarik adalah “pitch” menjadi factor yang sangat menentukan komunikasi tersebut.

S = SYLLABLE
Pada manusia, percakapan dibentuk oleh unit yang disebut phonemic. Bagaimana dengan burung? Burung menggunakan proses yang disebut syllable seperti penelitian yang dilakukan dibawah ini. Zebra finch jantan dan betina diletakkan pada kandang yang terpisah tapi berdampingan untuk menstimulasi jantan agar mau bunyi. Para peneliti kemudian menyorotkan lampu senter ke burung jantan dengan interval yang berbeda untuk “menggangu” burung tersebut saat “bernyanyi”. Hasil yang di dapat adalah, sang jantan hampir selalu berhenti “bernyanyi” diantara syllable (waktu jeda yang alami); dan hanya sesekali terganggu secara syllable.

T = TURKEY
Kalkun, ayam, merpati, perkutut dan burung puyuh tidak termasuk dalam kelompok burung “penyanyi”. Untuk jenis burung yang tidak termasuk dalam kelompok burung “penyanyi”, suara/lagu tidak dipelajari dari kecil tetapi lebih merupakan “warisan”.

U = USE IT OR LOSE IT
Burung memiliki kecenderungan untuk menirukan suara yang punya kemiripan warna lagu dan lebih besar meniru dari speciesnya saja.

V = VOLUME
Yang dimaksud disini adalah volume otak. Jika diperhatikan, suara burung sangat berbeda dan tipikal sesuai dengan musim. Jantan akan berbunyi lebih sering dan lebih variatif ketika memasuki musim kawin. Demikian juga halnya dengan volume nuklues lagu. Dalam sebuah penelitian, “high vocal center” pada otak burung Pleci berubah menjadi 99% lebih besar dimusim semi dibandingkan saat musim gugur. Apakah perubahan musim mempengaruhi pembentukan sel neurons baru? Belum lama ini sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pembentukan atau perkembangan sel neuron terbesar dihasilkan pada bulan Oktober, dimana anak2 burung sedang mempelajari “lagu” baru. Bagi penggemar burung import terutama jenis Pleci, ini bisa menjadi acuan kapan harus membeli Pleci.

W = WINGSTROKING
Burung betina yang tertarik dengan “lagu” yang dilantunkan burung jantan, akan melakukan ritual menggeleparkan sayap (ngeleper). Kelakuan ini memberikan efek kapada burung jantan yang akan kembali melantunkan “lagu” yang dirasakan bisa menarik perhatian sang betina.

X, Y Z = ZEBRA FINCH
Pada saat burung jantan zebra finch melantunkan “lagu” betina nya justru akan diam seribu bahasa. Perbedaan yang mencolok ini lah yang membuat zebra finch menjadi pilihan utama para peneliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar